Belajar dari Hujan

[Enlightenment Reflection]

Allah turunkan beribu tetes kenikmatan melalui hujan. Hujan adalah perantara kebahagiaan yang Allah titipkan kepada makhluknya. Lantas apa yang membuat kita bersedih hati ketika hujan mulai bercerita?

“Dialah Allah yang telah mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, tiba-tiba mereka gembira” (Ar-Ruum: 48)

Air yang menetes dari jauhnya jarak langit dan tanah adalah kuasa Allah yang jarang kita syukuri. Allah perlihatkan peristiwa-peristiwa alam agar kita belajar. Mari belajar dari hujan.

Hujan membawa banyak kenikmatan, ia membawa air yang akan mengaliri tanah-tanah tandus, dan membuat hijau tanaman-tanaman kering. Bermanfaatlah seperti hujan, ia ikhlas memberi tanpa mengharap kembali.

Air hujan tak langsung kembali ke langit, ia berevaporasi. Hujan memiliki siklus, seperti halnya kehidupan manusia yang tak melulu bahagia, ia bisa bersedih tak terluka. Maka, berbuat baiklah pada siklus hidupmu.

Turunnya hujan adalah kesabaran yang ia tahan sejak kemarau hingga pancaroba. Maka bersabarlah seperti hujan, ia akan setia pada siklusnya hingga ia turun membawa manfaat kepada seluruh alam. Bersabarlah pada jalan Allah, maka Allah akan beri kemenangan di kemudian hari.

Hujan adalah nikmat Allah. Berterima kasihlah kepada-Nya, Ia turunkan hujan dan membawa kebahagiaan untuk kita. Berdoalah ketika hujan, sebab salah satu waktu mustajab untuk berdoa adalah ketika hujan tiba.

Allahumma shayyibaan naafi’aa. Ya Allah, semoga hujan yang Engkau turunkan ini lebat dan membawa manfaat.
Sedang musim penghujan nih, jangan lupa bawa payung. Jaga kesehatan yaa 🙂

Oleh : Hajar Arohmah – P.B.Indonesia, UNS

Cetak Artikel/Halaman

Like
Like Love Haha Wow Sad Angry